Beranda | Artikel
Kaidah bahwa Ahlussunnah Mengimani Sunnah Kauniyah Allah - Faidah ke-20 (Ustadz Kurnaedi, Lc.)
Kamis, 27 Juli 2017

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Kajian Islam oleh: Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc.

Pada kajian kali ini Ustadz Kurnaedi akan menyampaikan pembahasan tentang “Kaidah bahwa Ahlussunnah Mengimani Sunnah Kauniyah Allah“. Semoga bermanfaat.

Download juga kajian sebelumnya: Kaidah dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Bagian ke-2)

Ringkasan Kajian Kaidah manhaj Salaf dalam Tarbiyah dan Islah: Kaidah bahwa Ahlussunnah Mengimani Sunnah Kauniyah Allah

Kaidah yang dibahas kali ini merupakan kaidah ke-20 yang merupakan kaidah yang sangat besar dalam Islam. Hal ini didasari dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ada dalam surat Ali-Imron ayat ke-140:

إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُ ۚ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَاءَ ۗ وَاللَّـهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ ﴿١٤٠﴾

“Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,” (Q.S Ali-Imron[3]: 140)

Ayat yang mulia ini menjelaskan tentang kaidah yang sangat besar. Bahwa kehancuran dan kejayaan itu Allah pergilirkan diantara manusia. Kemenangan dan kekalahan Allah pergilirkan diantara manusia. Kebaikan dan keburukan, Allah pergilirkan diantara manusia.

Apabila seorang muslim meyakini kaidah yang besar ini, maka dirinya akan menjadi orang-orang yang tenang dan tidak terombang-ambing. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengabarkan bahwa ada sunnah yang Allah pergilirkan diantara manusia. Oleh karena itu, kaum mukminin ketika menang, mereka bersyukur. Ketika kalah, maka bersabar dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini adalah sesuatu yang sangat wajar. Tetapi ada pelajaran juga yang harus dipelajari dan harus dimengerti kenapa menang dan mengapa kalah. Kenapa menang dan kenapa hancur.

Dari kejadian ini semua, tentunya ada hikmah yang sangat besar. Yang secara terperinci tidaklah diketahui kecuali oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi diantara hikmah dari hari-hari yang Allah pergilirkan adalah:

1. Akan nampak ‘Ubudiyyah kaum muslimin kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

‘Ubudiyyah atau ketundukan kaum mukminin, rasa butuh pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, berdo’a dan meminta kepada Allah agar dimenangkan diatas musuh-musuh mereka. Karena jika kaum mukminin selalu menang, ditolong dan menguasai musuh, apa yang akan terjadi? Yang akan terjadi adalah kaum mukminin menjadi orang-orang yang sombong. Begitupun kalau selalu kalah, maka agama ini tidak akan tegak. Oleh karena itu merupakan hikmah dari Ahkamul Hakimin.

Hal ini terjadi sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Lihatlah dipeperangan Badar. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya berjumlah sedikit. Perang menghadapi orang-orang kuffar, dimenangkan oleh Allah. Tapi diperang Uhud, kalah. Kaum mukminin terdesak, walaupun awalnya menang. Kenapa kalah? Ternyata ada hikmah yang besar disana. Karena kaum mukminin tidak mengikuti perintah dari Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

2. Jika Islam selalu menang, maka akan masuk orang-orang yang mempunyai niatan yang buruk

Ketika Islam selalu menang, akan banyak orang-orang yang masuk ke dalam Islam dengan niat mencari dunia dan bukan untuk meninggikan agama, bukan untuk memperjuangkan agama, bukan untuk dalam rangka mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, niatnya dunia. Ketika ada menang dan ada kalah, akan terpilah. Orang yang niatnya bukan agama dan tidak mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka akan tersingkirkan.

Tetapi tidak terus menerus mengalami kekalahan. Karena jika selalu kalah, maka tidak akan masuk kedalam agama Islam seorangpun.

3. Untuk memurnikah agama Islam dari orang-orang munafiq

Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai agar hamba-hambaNya menyempurnakan ‘Ubudiyyahnya. Dalam keadaan senang maupun susah. Oleh karena itu ketika ada menang, ada jaya, ada kalah, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan melihat siapa orang yang selalu taat dalam dua keadaan ini.

4. Agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memurnikan AgamaNya 

Masa-masa kejayaan dan kehanjuran dipergilirkan diantara manusia adalah agar Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui mana yang betul-betul beriman dan mana yang pura-pura beriman. Sehingga Allah murnikan agamanya dari orang-orang munafik dan dari orang-orang yang hatinya penuh dengan kekufuran dan kemunafikan.

Dalam kajian ini juga dijelaskan tentang tiga solusi untuk menang kepada orang kuffar menurut petunjuk Al-Qur’an.

Download Kajian Kaidah manhaj Salaf dalam Tarbiyah dan Islah: Kaidah bahwa Ahlussunnah Mengimani Sunnah Kauniyah Allah


Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama ini ke Jejaring Sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter, Google+ dan yang lainnya. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan Anda.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/29100-kaidah-bahwa-ahlussunnah-mengimani-sunnah-kauniyah-allah-faidah-ke-20-ustadz-kurnaedi-lc/